Minggu, 20 Maret 2011

2X7 lebih baik dari 7X2

Judul pada postingan ini bukan untuk membahas pelajaran matematika karena diriku sendiri masih kurang pintar untuk pelajaran yang satu ini. Disini aku ingin bercerita sedikit mengenai pengalaman aku ketika waktu mengajar di SMU.


Seperti biasanya setelah ujian semeter anak-anak guru-guru disibukkan dengan tugas koreksian soal ujian anak-anak dan memberikan penilaian terhadap hasil belajar anak selama satu semester, baik dari nilai ujian, nilai tugas sehari-hari, nilai kerajinan dan kerapihan, dan masih banyak lagi nilai yang harus diberikan dan dibagi dan diolah agar nantinya mendapat nilai yang memuaskan di raport.

Hari pengambilan raport pun tiba. para orang tua/wali  hadir untuk pengambilan raport di Sekolah. Rasa cemas pun menghinggapi para orang tua dan juga anak pada saat itu. Para anak takut kalau hasilnya jelek dan nantinya dimarahi orang tuanya, dan orang tua pun malu karena melihat hasil belajar anaknya yang kurang memuaskan dan seperti biasa orang tua dapat sedikit teguran dari wali kelasnya.

Namun ada satu hal yang membuat aku terkejut saat itu dan aku juga ikut kena imbasnya.. Ada orang tua yang marah-marah ke Wakapsek karena anaknya nilainya merah dalam mata pelajaran matematika dan mata pelajaran yang aku ajarkan..

" Apa Sekolah tidak malu nantinya kalau banyak murid yang tinggal kelas dan tidak malu kalau nilai moral anak tersebut rendah." umpat di orang tua pada Wakapsek

Kami sebagai guru hanya mengelus dada saja. Mau bagaimana lagi.. pelajaran sesuai kurikulum sudah kami ajari, tugas-tugas sudah kami berikan untuk dikerjakan di rumah. Dalam pemberian nilai pun sudah dipertimbangkan masak-masak namun akhir hail kami harus beri nili yang kurang memuaskan.




Dalam hal ini saya sangat menyesali perlakuan orang tua yang sewenang-wenang terhadap guru. Padahal tugas guru di sekolah hanya beberapa jam saja, tuga yang lebih banyak mengarahkan dan membimbing anak adalah tugas orang tua di rumah.

Banyak orang tua yang begitu perhatian dengan anak, mereka menemani,membimbing dan mengajari anaknya di rumah.. Namun banyak juga orang tua yang menyerahkan 100% pendidikan anaknya di Sekolah dengan alasan mereka sibuk bekerja dan mereka toh bayar mahal untuk pendidikan anaknya di Sekolah.

Waktu anak yang lebih banyak adalah di rumah. Namun hal ini tidak dimanfaat orang tua untuk memberikan perhatian kepada anak. Bagi yang banyak uang, mereka lebih  membayar mahal untuk anaknya sekolah di sekolah pavorit dan kurus ini itu yang terkadang anak tidak tertarik untuk mengikutinya. Para orang tua tidak menanyakan apa keinginan anak, dan minat anak.

Mereka hanya mampu mengeluarkan uang banyak untuk mengikuti kemauan anak. Mulai dibelikannya HP yang mahal harganya, sampai asesoris yang sebetulnya belum pas dipakai anaknnya diusianya.

Ada juga orang tua yang memaksakan kehendaknya kepada anak.. ada murid yang curhat ke saya, bahwa setelah lulus SMU, dia harus kuliah di kedokteran padahal minat anak tersebut di jurnalistik.

Kembali ke judul 2X7 lebih baik dari 7X2 mengapa? artinya sedikit jam belajar namun sering waktunya belajar lebih baik dari pada belajar 7 jam namun hanya 1 kali belajar. Belajar bukan hanya di Sekolah saja.. Di rumah juga merupakan tempat yang paling potensi buat belajar.

Menyerahkan anak ada Sekolah saja adalah sebuah kekeliruan besar, karena guru hanya mengemban mengajar sesuai kurikulum dan itupun sesuai dengan peraturan Diknas.

Buat para orang tua, jangan hanya memberikan banyak failitas aja buat anak, karena yang diharapkan anak adalah perhatian dan bimbingan buat mereka. Menemani mereka belajar dan mendengarkan cerita-cerita mereka selama di Sekolah bisa menjadipenyemangat buat mereka belajar dan berprestasi.

Akhirnya.. harus ada saling hubungan antara orang tua dan guru terhadap pendidikan anak, agar apa yang diharapkan orang tua dan Sekolah bisa terwujud








Tidak ada komentar:

Posting Komentar