Selasa, 29 Maret 2011

Cara Mendidik Anak yang Salah

Sejak Aku berkecimpung di Rumah Belajar yang Sudah tiga bulan ini berjalan, aku unya kebiasaan baru yaitu memperhatikan anak- anakyang belajar di Rumah Belajar. Mulai dari gaya mereka belajar, perilakunya terhadap teman-teman disekelilingnya sampai pada kebiasaan mereka kalau sedang belajar.

Ku pelajari segala bentuk kebiasaan dan perilaku meraka. Kalau untuk gaya belajar, bagiku tidak terlalu bermasalah, karena aku tidak menerapkan peraturan,mereka harus begini begitu dalam belajar. Bagiku yang penting mereka merasa nyaman dalam belajar

Dari hasil pengamatanku terhadap anak-anak didik di Rumah Belajar :
  1. Mereka datang les ke Rumah Belajar karena kemauan orang tua bukan murni keinginan mereka sendiri.. Dari rumah mereka berangkat dengan tujuan belajar sampai di Rumah Belajar mereka bermain..  Bagi mereka yang penting tidak mendengarkan ocehan orang tuanya lagi.
  2. Ketergantungan orang tua pada lembaga pendidikan sangatlah tinggi. Mereka lebih yakin anaknya bisa pintar kalau belajar di lembaga pendidikan dari pada mereka sebagai orang tua yang mengajarkan anaknya. Dalam hal ini banyak orang tua yang mengucapkan kata "TITIP" ketika mendaftarkan pertama kali anaknya. Banyak orang tua yang bilang juga, mereka tidak "SABARAN" kalau mengajarkan anak.. inginnya marah-marah terus kalau anaknya tidak bisa menyelesaikan pelajarannya.
  3. Kebiasaan orang tua menghukum si anak. Hal ini tersirat disampaikan oleh anak-anak d Rumah Belajar, kalau  orang tuanya tidak boleh tahu apa saja yang mereka lakukan. Bahkan ada anak yang berbohong karena takut dimarahi orang tuanya, ketika tiba-tiba pulang ke rumah menangis.  Alasan si anak jatuh, padahal menangisnya kaena si anak berbuat kesalahan.
  4. Kebiasaan memanjakan anak.. Memang betul, dalam mendidik anak, sangat disarankan kita sebgai orang tua tidak memarahi bahkan menghukum anak terlalu berlebihan karena kesalahannya. Namun bukan berarti kita tidak boleh menegur kalau sianak berbuat salah. Di Rumah belajar ada anak yang suka sekali bebruat iseng mengerjai teman-temannya sampai temannya menangis.. Namun ketika sianak tersebut ditegur, anak tersebut langsung marah dan berekspresi tidak baik. Ketika dicoba cari tahu penyebabnya ternyata, di rumah pun anak tersebut mudah ngambek, kalau minta apapun mesti dituruti, dan mendiamkan saja kalau anaknya buat salah... dengan kata lain "namanya juga anak-anak" 
Dari hasil pengamatan terhadap anak-anak yang belajar di Rumah Belajar dapat diambil kesimpulan.. sikap anak-anak terbentuk dari lingkungan rumah. Pendidikan di rumah sangat mencermnkan pada  watak dan pola tingkah laku si anak di luar. Jika orang tuanya juga berperan penting dalam mendidik anak, tidak diserahkan 100% kepada Lembaga Penidikan saja, meski mereka berada di lingkungan luar yang begitu majemuk tidak akan mempengaruhi pembentukan pribadi anak.

Mengapa si anak, lebih senang di luar rumah, lebih senang berbagi masalah ke orang luar dari pada keluarga, lebih nyaman bermain sama teman dari pada menemani orang tuanya..karena bagi mereka, orang tua adalah orang tua, tidak bisa jadi teman, tidak bisa jadi sahabt, tidak pantas untuk diajak berbagi. Mereka khawatir, orang tuanya hanya memarahinya kalau yang mereka lakukan salah.

Untuk itulah sebgai orang tua, sangatlah penting untuk mengoreksi seberapa dekat hubungan dirinya sebagai orang tua terhadap anaknya...

" Mari instropeksi diri bersama....."









Tidak ada komentar:

Posting Komentar